Setiap tahun, dunia pasar forex menjadi lebih kompetitif dan memancing penggemar trading untuk mencari dan menerapkan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi keuntungan. Setiap trader pasti akan membutuhkan informasi yang akurat dan cepat dari berbagai variasi pasar forex secara real time. Untuk mencapai kesuksesan dalam trading, para trader harus menemukan indikator forex paling akurat yang sesuai dengan kondisi pasar. Hari ini, kita akan melihat tiga indikator forex terbaik untuk tahun 2015. Kunjungi ini artikel untuk mengetahui lebih lanjut tentang indikator-indikator ini!
1. Apa Itu Indikator Forex?
Indikator Forex adalah alat atau aset yang digunakan oleh pedagang Forex untuk membantu mengambil keputusan. Mereka membantu pedagang untuk memahami kapan waktu yang tepat untuk memasuki atau meninggalkan trading. Mereka berupa formula matematis yang menganalisis pasar dan memberikan wawasan tentang sinyal beli/jual. Berikut adalah beberapa kategori utama dari indikator Forex:
- Indikator Teknis: Indikator teknis adalah alat yang digunakan untuk menganalisis pasar. Mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren, melacak volatilitas, memprediksi breakout, dan masih banyak lagi. Contohnya: Moving Average (MA), MACD, Bollinger Band.
- Indikator Sentimen: Indikator Sentimen menunjukkan sentimen pasar saat ini berdasarkan histori pasar. Mereka dapat anda gunakan untuk memahami siapa yang memiliki kendali (buyer atau seller). Contohnya: Sentimen Pasar, RSI (RELATIVE STRENGTH INDEX), DeMarker.
- Indikator Ekonomi: Indikator Ekonomi mengacu pada berbagai data ekonomi dan peristiwa di seluruh dunia, yang dapat mempengaruhi mata uang. Contohnya: Consumer Price Index (CPI), Gross Domestic Product (GDP), Perubahan Lapangan Pekerjaan.
Indikator Forex juga dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan jenis indikator mereka. Beberapa contohnya adalah:
- Indikator Trend: Indikator Trend membantu pedagang memahami bagaimana tren pasar. Mereka dapat Anda gunakan untuk menentukan kapan Anda perlu masuk atau keluar dari trading. Contohnya: Moving Average (MA), ADX, Parabolic SAR.
- Indikator Momentum: Indikator Momentum berfungsi untuk mengidentifikasi pergerakan harga. Mereka membantu menentukan apakah saat ini adalah saat yang tepat untuk membeli atau menjual. Contohnya: RSI (RELATIVE STRENGTH INDEX), MACD (MOVING AVERAGE CONVERGENCE / DIVERGENCE), CCI (COMMODITY CHANNEL INDEX).
- Indikator Volume: Indikator Volume digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas pasar. Mereka membantu pedagang untuk memahami bagaimana saat ini pasar sedang bergerak dan kapan tren besar akan bergerak. Contohnya: OBV (ON-BALANCE VOLUME), Volume Moving Average Indicator (VMAI), Accumulative Swing Index (ASI).
Kesimpulannya, satu hal yang harus diingat ketika menggunakan indikator Forex adalah bahwa tidak ada satu indikator yang selalu dapat bekerja dengan baik. Pedagang harus berlatih menggunakan berbagai macam indikator dan belajar bagaimana menggabungkan indikator tersebut untuk membuat strategi yang tepat untuk tradingnya.
2. Penjelasan 3 Indikator Forex Terbaik Untuk Tahun 2015
Selamat datang di tahun 2015! Tahun baru ini akan menjadi waktunya untuk maju dan mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih dalam trading mata uang. Ada ratusan metode untuk dipertimbangkan dan dapat menyebabkan kebingungan, terutama bagi trader baru atau yang tidak berpengalaman di pasar forex. Tidak ada formula ajaib yang pasti akan menghasilkan keuntungan, namun ada beberapa indikator forex yang kesuksesannya telah terbukti sepanjang bertahun-tahun. Berikut adalah tiga indikator forex terbaik untuk tahun 2015 yang dapat dimanfaatkan trader:
1. Moving Average
- Moving Average adalah indikator trend yang paling dasar dan sering dipakai oleh trader. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari jangka waktu tertentu, indikator ini menggambarkan rata-rata pergerakan pasar. Ini memungkinkan trader untuk melihat atau menghitung tren yang sedang berlangsung dan menganalisis money management serta jeda harga.
- Moving Average juga membantu trader untuk mendeteksi breakout harga. Pada masa kini, Boxcar Moving Average adalah salah satu yang paling umum digunakan, dimana perhitungan harga mencakup dua hari sebelum harga terakhir.
2. Relative Strength Index (RSI)
- Indikator Relative Strength Index (RSI) dikembangkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978. RSI mengukur kondisi pasar byang berlebihan jual (oversold) dan berlebihan beli (overbought). RSI menciptakan area tertentu dimana sebuah trend berpotensi berganti arah.
- Indikator RSI memiliki beberapa parameter, namun umumnya parameter 14-hari atau 14-candle digunakan untuk mengenali trend. Dalam trading forex kondisi in-the-money di kurangi lebih dari 30 dan keadaan out-of-the-money dikurangi dari 70. Meskipun RSI memiliki banyak manfaat, para trader masih harus menggunakan indikator lain untuk mendapatkan sinyal yang lebih jelas.
3. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
- Moving Average Convergence Divergence (MACD) memiliki kesamaan dengan Moving Average di mana ini juga merupakan salah satu indikator yang sangat umum dipakai untuk peramalan trend. Namun secara khusus MACD mengukur momentum pergerakan harga, yang sangat bermanfaat bagi trader yang berfokus pada jangka waktu yang lebih pendek.
- Umumnya MACD menggunakan parameter 26-hari dan 12-hari, dimana pengukuran ini berubah sesuai dengan kekuatan momentum. Selain itu, perbedaan antara kedua garis MACD dan triger line dapat berguna untuk mengkonfirmasi arah suatu trend, serta menunjukkan waktu yang tepat untuk melakukan trading.
Dengan tahun baru ini, ada banyak indikator forex untuk dipilih trader guna memanfaatkan platform. Setelah memahami prinsip masing-masing indikator, para trader dapat mencoba untuk menggabungkan berbagai strategi agar mereka dapat membangun gaya trading sendiri yang sekaligus meningkatkan peluang meraih keuntungan.
3. Momentum Indikator Forex – Manfaat dan Cara Penggunaannya
Momentum Indikator Forex merupakan salah satu metode analisa teknikal yang bisa dengan mudah dipelajari dan digunakan trader. Momentum menyaring informasi dan menampilkan kemajuan dari posisi harga sebuah pasangan mata uang secara umum. Manfaat dari penggunaan Momentum Indikator Forex adalah :
- Mereka membantu trader dalam menentukan tren pergerakan harga.
- Memberikan indikasi Overbought dan Oversold.
- Membantu trader dalam memonitor potensi breakout.
- Memberikan indikasi perubahan arah tren.
Cara penggunaan Momentum Indikator Forex cukup sederhana dan mudah. Poin pertama adalah mengenali titik puncak dan lembah di grafik harga. Momentum akan menampilkan poin puncak atau lembah terbaru lebih jelas dibandingkan grafik harga. Namun, beberapa trader berpendapat bahwa ada satu aturan tentang penggunaan Momentum, yaitu harga yang lebih rendah dari nilai Momentum akan menjadi dasar dari down trend. Ini berarti bahwa momentum yang lebih tinggi dari harga akan menjadi dasar dari uptrend.
Selanjutnya, adalah memperhatikan Level Overbought dan Oversold Momentum. Di titik ini, trader akan dapat melihat momentum jatuh di bawah level psikologis -100 dan menaik lebih tinggi dari level psikologis +100. Dengan memanfaatkan level Overbought dan Oversold, trader dapat mengidentifikasi potensi breakout yang akan terjadi. Pada level ini, trader dapat melakukan grabah ke pasar dengan cara Open posisi order Buy atau Sell dengan kondisi terbaik.
Terakhir, oscillator Momentum bisa menampilkan sinyal untuk perubahan arah tren. Kemudian, trader bisa membuka posisi trade berdasarkan sinyal yang ditampilkan oleh Momentum. Kondisi ini bisa juga menjadi dasar untuk mempertimbangkan trend reversal yang akan terjadi.
Penggunaan Momentum Indikator Forex membantu trader dalam meraup profit lebih banyak. Dengan mempelajari rincian strategi dan cara menggunakannya dengan benar, trader dapat memanfaatkan potensi profit yang terdapat di pasar Forex.
4. Average True Range – Cara dan Aplikasinya
Rentang rata-rata yang benar (Average True Range atau ATR) adalah indikator teknis yang digunakan untuk mengukur volatilitas pasar mata uang. Indikator ini diciptakan oleh analis teknis J. Welles Wilder pada 1978, dan telah menjadi alat penting bagi para trader sebelum mengambil keputusan trading penting. Berikut adalah cara menggunakan ATR dan aplikasinya.
Cara Menggunakan Average True Range
Untuk menghitung rentang rata-rata yang benar, trader menggunakan rumus berikut:
- ATR = (Harga Tertinggi – Harga Terendah) atau (Harga Tertinggi – Harga Penutupan Sebelumnya)
- Kemudian, ATR dikalikan dengan faktor pengali pada 6, 14, atau 20 hari.
- Untuk kemudian diplot pada grafik.
Nilai ATR akan bervariasi berdasarkan volatilitas pasar. Nilainya akan menjadi tinggi jika pasar pada saat ini lebih volatil, dan akan menjadi rendah saat pasar lebih tenang.
Aplikasi Average True Range
Average True Range sering digunakan untuk menggunakan level support dan resistance. Pada level ini, trader diharapkan untuk memantau rasio risiko-hadiah. ATR bisa digunakan untuk menentukan level stop loss dan juga untuk menentukan kekuatan pergerakan harga. Trader juga dapat menggunakan ATR untuk aset dengan volatilitas tinggi seperti saham jatuh tempat. ATR juga bisa digunakan sebagai pemantau volatilitas, yang dapat membantu trader untuk memilih pasangan mata uang dengan volatilitas tinggi, atau lebih rendah bergantung pada gaya trading mereka.
5. Fibonacci Retracement - Strategi Trading Dengannya
Fibonacci Retracement adalah metode analisa teknikal yang menentukan level-level koreksi harga yang didasarkan pada rasio Fibonacci. Strategi trading yang terkait dengan Fibonacci Retracement meliputi:
- Entri Pasar: Seorang trader dapat membeli di dekat level Fibonacci support atau menjual di dekat level Fibonacci resistance sebagai bagian dari strategi tradingnya.
- Stop Loss Order: Seorang trader dapat menempatkan order stop loss di dekat level support atau resistance Fibonacci untuk melindungi perdagangannya dari fluktuasi harga yang ekstrim.
- Target Keuntungan: Seorang trader dapat menentukan target keuntungan di titik hasil kelipatan Fibonacci sebelumnya dan mengambil perdagangan sebelum harga mencapai tingkat tersebut.
Level Fibonacci dapat digunakan sebagai area supply dan demand pembalikan harga. Bila tingkat retracement atau ekstensi Fibonacci diintervensi oleh level EMA yang berdekatan, maka area tersebut merupakan indikator yang lebih kuat untuk entri perdagangan.
Selain itu, trader mungkin ingin menggunakan Level Fibonacci untuk mengidentifikasi tingkat dimana mereka akan memutuskan untuk melakukan take profit. Biasanya, trader akan melakukan take profit saat harga mencapai level ekstensi Fibonacci selanjutnya. Secara keseluruhan, Fibonacci Retracements dapat menjadi alat yang berharga bagi trader untuk mengidentifikasi titik masuk, keluar dan level stop loss potensial.
Setelah melihat 3 indikator forex yang dapat memandu Anda dalam trading di tahun 2015 ini, pastinya kita semua akan semakin menyukai bisnis forex ini. Ingatlah bahwa dengan memilih dan menggunakan indikator yang sesuai dengan strategi trading Anda, sukses dan keuntunganmu pasti akan meningkat. Mulailah trading sekarang dan peroleh keuntungan di tahun 2015.